Ribuan orang dukung petisi untuk memperbolehkan pelajar internasional kembali ke Australia

Ribuan orang Australia mendesak pemerintah federal untuk membebaskan pelajar internasional dari pembatasan kedatangan yang diterapkan saat ini.

International students line up for food vouchers outside the Melbourne Town Hall.

International students lining up in the rain for food vouchers outside Melbourne Town Hall in June 2020. Source: Getty

Ribuan orang telah mendandatangani petisi kepada Parlemen untuk memberi pembebasan perjalanan bagi pelajar internasional dan memperbolehkan mereka untuk masuk Australia untuk melanjutkan pendidikan mereka secara langsung.

Sampai Sabtu pagi, sudah mendapat sekitar 4.500 tanda tangan dukungan - urutan kedua petisi yang mendapat dukungan paling banyak yang dialamatkan kepada parlemen.

“Pelajar internasional sangat menderita karena pelarangan perjalanan," sebut petisi itu.

“Banyak pelahar tidak punya kelas online dan mereka harus dibebaskan untuk masuk Australia untuk [masuk] kampus secepat mungkin.

“Hak asasi kami untuk sekolah dirampas dan mendorong gangguan mental atas keluarga kami. Kami tidak membelanjakan simpanan keluarga kami untuk pelajaran lewat video dan sewa rumah yang tidak kami tempati.”
Pelajar bersedia untuk "menaati semua aturan dan membayar semua biaya", juga karantina di apartemen mahasiswa sehigga tidak mengambil tempat di hotel karantina untuk warga negara yang kembali dari luar negeri, sebut petisi itu.

Biaya kuliah pelajar internasional  dan menyumbang di bawah sepertiga dari semua pemasukan universitas, yang totalnya $36,5 miliar. 

Saat didesak untuk memasukkan kembali pelajar internasional pada bulan November, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pemerintah .

"Ada antrian dan orang Australia terdepan di antrian," kata Morrison.

Batas kedatangan internasional orang yang kembali ke Australia dikurangi di New South Wales, Australia Barat dan Queensland pekan lalu di tengah kekhawatiran tentang varian baru virus corona dari Inggris.

Saat pergantian tahun, sekitar 38.000 orang Australia yang ingin kembali di luar negeri telah terdaftar di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT). 

Australia Utara akhir November lalu menjadi wilayah hukum pertama yang sejak perbatasan ditutup bulan Maret 2020 karena pandemi.

Negara bagian lain juga menyusun rencana untuk memasukkan kembali pelajar internasional, tapi, beberapa terhenti karena munculnya kasus baru positif COVID-19.

Sementara itu, data baru yang dirilis Biro Statistik Australia pada hari Jumat menunjukkan hampir 1.000 orang dari luar negeri masuk Australia setiap harinya pada bulan November meskipun perbatasan ditutup.

Total dari hampir 30.000 orang termasuk 7.570 kedatangan orang dengan visa jangka pendek - terbanyak sejak Maret - juga sekitar 13.000 warga kembali dan 8.760 kedatangan orang dengan visa permanen atau jangka panjang.

Dampak pada universitas dapat terlihat pada jumlah kunjungan jangka pendek untuk tujuan pendidikan, yang mencapai 150 pada November - jauh di bawah 38.260 pelajar dari setahun sebelumnya.

Dengan laporan dari AAP. 


Share
Published 16 January 2021 12:50am
By Evan Young


Share this with family and friends