Proses uji coba vaksin COVID-19 dari Universitas Oxford ditahan setelah relawan alami reaksi merugikan yang serius.
Australia telah memesan 33 juta dosis vaksin AstraZeneca tersedia mulai awal tahun depan jika uji coba terbukti berhasil.
Deputi Kepala Pejabat Kesehatan Nick Coatsworth mengatakan penundaan tidak harus berarti kesepakatan vaksin hangus tapi reaksi yang merugikan akan diinvestigasi.
Ia tidak khawatir tentang uji coba yang ditahan dan memuji transparansi dari pihak yang menguji vaksin.
"Saya akan menunggu untuk melihat persisnya apa reaksi yang merugikan itu dan apakah mereka melihat itu disebabkan oleh karakter vaksin," kata Dr Coatsworth kepada Nine pada hari Rabu.
AstraZeneca mengonfirmasi uji coba secara sukarela telah ditahan setelah penyakit yang tak terjelaskan pada peserta uji coba di Inggris.
Komite independen akan meninjau data.
"Ini adalah tindakan rutin yang terjadi ketika ada penyakit yang tak terjelaskan dalam salah satu uji coba, di saat ini diselidiki, kami menjamin integritas uji coba," sebit AstraZeneca dalam pernyataannya.
"Dalam uji coba besar, penyakit mungkin akan terjadi tapu harus ditinjau secara independen untuk memeriksa ini secara seksama.
"Kami bekerja untuk mempercepat peninjauan dari peristiwa tunggal ini untuk menekan dampak potensial dari linimasa uji coba. Kami berkomitmen kepada keamanan peserta dan standar tertinggi tindakan dalam uji coba."
