Tes COVID-19 Diberlakukan Bagi Wisatawan dari China, Hong Kong, dan Makau, saat Varian XBB.1.5 Melonjak di AS

Berikut ini perkembangan mingguan terbaru terkait COVID-19 di Australia.

Australia asks mandatory Covid-19 test from Chinese travelers

SYDNEY, AUSTRALIA - JANUARY 5: International travelers arrive at Sydney Airport in Sydney, Australia on January 5, 2023. Source: Anadolu / Anadolu Agency via Getty Images

Key Points
  • Tes COVID-19 sebelum keberangkatan diwajibkan bagi wisatawan dari China, Hong Kong, dan Makau
  • Lonjakan subvarian baru Omicron, XBB.1.5 di Belahan Bumi Utara
  • WHO mengatakan XBB.1.5 adalah subvarian paling menular yang pernah terdeteksi.
New South Wales dan Victoria mmengalami penurunan yang stabil dalam kasus baru COVID-19 minggu ini.

19.793 kasus baru dilaporkan di New South Wales, dibandingkan dengan 27.665 pada minggu sebelumnya, sementara Victoria mencatat 12.349 kasus baru dibandingkan dengan 16.568 pada minggu lalu.

Namun, jumlah nyawa yang hilang akibat COVID meningkat di kedua negara bagian tersebut. New South Wales meningkat dari 32 menjadi 77, sedangkan di Victoria meningkat dari 69 menjadi 108 orang.
Wisatawan dari China, Hong Kong, dan Makau sekarang diharuskan menunjukkan .

Mereka harus menunjukkan hasil negatif Rapid Antigen Test (RAT) atau Nucleic Acid Amplification Technology (NAA), yang meliputi PCR, LAMP dan TMA, yang dilakukan dalam waktu 48 jam dari waktu keberangkatan yang dijadwalkan.

Bagi mereka yang menggunakan RAT, harus dikelola atau diawasi oleh praktisi medis yang harus mengeluarkan sertifikat.
Terungkap bahwa Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly telah secara eksplisit menyarankan pemerintahan Albanese untuk tidak memberlakukan pengujian COVID-19 pada pelancong dari China karena kurangnya "alasan publik yang memadai" dan ketidakkonsistenan dengan pendekatan negara untuk hidup dengan virus.

Namun, pembatasan diberlakukan karena "kehati-hatian yang berlebihan", yang menunjukkan kurangnya informasi komprehensif China tentang situasi COVID-nya.

Kementerian luar negeri China telah memberi label negara-negara yang menerapkan tindakan COVID untuk pelancong dari China sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima, serta memperingatkan potensi tindakan timbal balik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah bertemu dengan para ilmuwan dari CDC China untuk membahas situasi mereka dan menegaskan kembali kebutuhan kritis untuk analisis tambahan dan berbagi data sekuens.
Menurut WHO, subvarian baru Omicron, XBB.1.5 sejauh ini telah terdeteksi di 29 negara, dengan lonjakan kasus di bagian Timur Laut AS.

"Ini adalah subvarian yang paling menular yang telah terdeteksi," kata ahli epidemiologi penyakit menular WHO Maria Van Kerkhove.

Menurut pembaruan epidemiologi COVID-19 terbaru WHO, telah terjadi penurunan kasus mingguan dan kematian masing-masing sebesar 22% dan 12% di seluruh dunia.

Karena pengurangan dan penundaan tes, data yang didapatkan menjdi tidak lengkap dan tidak melihat pada jumlah sebenarnya, kata WHO.

Di luar negeri, jumlah kasus mingguan tertinggi dilaporkan dari Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, China, dan Brasil.

Temukan klinik Long COVID:
Temukan klinik uji/tes COVID-19:
Daftarkan hasil uji RAT Anda di sini, jika positif:
Berikut ini beberapa bantuan untuk mengetahui .



Serta baca semua informasi seputar COVID-19 dalam Bahasa Indonesia di .


Dengarkan setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore. Ikuti kami di dan jangan lewatkan kami.

Share
Published 6 January 2023 2:38pm
By Yumi Oba
Presented by SBS Indonesian
Source: SBS


Share this with family and friends