Persyaratan migrasi yang kontroversial yang mengakibatkan telah diam-diam dilonggarkan oleh pemerintah setelah kampanye oleh beberapa dekade yang dilakukan oleh para advokat penyandang disabilitas dan keimigrasian.
mencegah migran yang sakit, memiliki penyakit, atau menyandang disabilitas fisik atau intelektual untuk memperoleh visa, jika kondisinya dianggap akan terlalu mahal bagi para pembayar pajak Australia atau membahayakan masyarakat umum.
Batasan dan periode penilaian baru
Sebelum 1 Juli, kebijakan yang mendasari persyaratan ini menetapkan ambang batas untuk biaya signifikan pada angka $ 40.000. Tetapi di bawah perubahan baru, angka ini kini telah ditingkatkan menjadi $ 49.000.
Cara penghitungan biaya dari orang yang menyandang disabilitas atau kondisi lainnya yang mencari satus kependudukan tetap kini juga telah diperbarui.
Sebelumnya, seseorang yang memiliki kondisi permanen dapat ditolak jika biaya hipotetis perawatan mereka melebihi ambang batas biaya selama masa hidup mereka. Kini, biaya hipotetis ini akan dihitung dalam sepuluh tahun.
READ MORE

Dr Yuli Rindyawati: Petisi Dimas
“Ini merupakan perubahan yang sangat signifikan dan sangat berdampak pada orang-orang dengan masalah kesehatan dan disabilitas,” ungkap spesialis kesehatan dan disabilitas serta agen migrasi yang terdaftar, Jan Gothard, kepada SBS News.
Ia mengatakan perubahan ini kemungkinan besar akan berdampak positif bagi orang-orang dengan disabilitas permanen, atau mereka yang memiliki kondisi seperti hepatitis B, down syndrome dan cerebral palsy, yang berharap untuk dapat tinggal di Australia secara permanen.
Pemerintah diam tentang perubahan ini
Dr Gothard, yang bekerja di firma hukum migrasi Estrin Saul di Australia Barat, mengatakan dirinya tidak mengetahui tentang perubahan ini - yang datang seiring dengan tahun anggaran yang baru - hingga saat rekannya menemukan informasi tersebut ketika meninjau kebijakan pemerintah baru-baru ini.
"Dia memperhatikan bahwa angka untuk biaya yang signifikan telah berubah dari $ 40.000 menjadi $ 49.000, pada awalnya ia pikir ia sedang melihat kesalahan ketik," ujarnya, menambahkan bahwa dirinya terkejut dengan langkah tersebut.
"Tapi kemudian kami memeriksa ulang, dan ya, memang sudah naik."
Seorang juru bicara Departemen Dalam Negeri mengatakan kepada SBS News bahwa departemennya baru-baru ini mengembangkan satu metodologi perhitungan baru terkait ambang biaya yang signifikan, yang akan memungkinkan untuk diperbarui setiap dua tahun demi mengikuti perubahan biaya perawatan kesehatan.

No announcement was made about the changes but the Department of Home Affairs updated the requirement details on its website. Source: immi.homeaffairs.gov.au
Dalam hal mengurangi periode biaya menjadi sepuluh tahun, departemen mengatakan hal ini akan meningkatkan keandalan estimasi biaya.
"Perubahan ini akan menguntungkan baik itu departemen dan juga pemohon visa dengan merampingkan penerapan kebijakan sambil menyeimbangkan kebutuhan untuk meminimalkan ancaman kesehatan masyarakat dan pengeluaran publik," kata juru bicara itu.
Diskriminasi berlanjut
Para advokat telah berjuang untuk melonggarkan peraturan terkait hal ini selama bertahun-tahun, dengan sejumlah kasus besar baru-baru ini menarik perhatian pada masalah ini.
Tahun ini, SBS News mengungkap kasus Mollie Manley, seorang buyut perempuan di Perth yang berasal dari Inggris, yang setelah 11 tahun di Australia menghadapi deportasi karena gagal memenuhi persyaratan kesehatan. .
Meski para advokat dan agen migrasi menyambut perubahan ini, dengan cepat mereka menunjukkan bahwa hal ini hanyalah satu langkah kecil untuk lebih maju.
Wakil presiden Pengacara Hak Asasi Manusia Australia (ALHR) Natalie Wade mengatakan kepada SBS News: “Inti dari masalah kami sebagai pengacara, sebagai advokat, sebagai migran, adalah masih bahwa ambang biaya yang signifikan sangatlah rendah jika Anda bandingkan dengan besarnya biaya hidup seseorang dengan kondisi kesehatan kronis atau disabilitas.”
"Yang menjadi pusat dari semua ini adalah prinsip kebijakan publik terkait apakah sesuai, bahkan hanya untuk menerapkan ambang biaya yang signifikan, bagi migran penyandang disabilitas atau keluarga mereka ketika mereka mencari status kependudukan permanen di Australia."
At the centre of all of this is the principle of whether it is appropriate to apply a cost threshold to migrants with disabilities or their families. - NATALIE WADE, HUMAN RIGHTS LAWYER
Ms Wade, yang mengepalai subkomite disabilitas dari ALHR, mengatakan dirinya senang melihat pengurangan dari seumur hidup menjadi 10 tahun untuk perhitungan biaya visa permanen sebagai "setidaknya kini ada batasannya".
"Sebelumnya, adalah seluruh hidup mereka, yangmana merupakan rintangan yang tidak dapat diatasi bagi para pelamar visa untuk bisa melewatinya," katanya.
Untuk keluarga yang menghadapi deportasi karena anak mereka memiliki kondisi permanen - seperti yang terancam akan dideportasi kembali ke Bhutan tahun ini karena gangguan pendengaran putra mereka - Ms Wade berharap perubahan ini akan sangat berguna.
Dr Gothard juga mengatakan ada banyak hal yang hilang dalam reformasi kebijakan mereka, termasuk sistem pengabaian persyaratan kesehatan yang hanya berlaku untuk kelas-kelas visa tertentu.
"Faktanya tetap bahwa orang yang mengajukan visa yang tidak memiliki pengabaian syarat kesehatan, jika mereka melebihi ambang batas $ 49.000 sebanyak $ 1.000, mereka keluar, mereka tidak dalam posisi untuk bisa memperdebatkan kasus ini," katanya.
mendapati bahwa sistem tersebut mendiskriminasi migran dengan disabilitas dan keluarga mereka secara tidak adil, tetapi banyak dari 18 rekomendasi dalam laporan itu belum diimplementasikan.
"Jika Anda melihat seorang anak, dan kemudian sepuluh tahun dukungan pendidikan, maka hal ini akan membawa Anda melewati ambang batas dengan sangat cepat dalam dua tahun," kata Dr Gothard.
"Ini bukanlah pintu yang terbuka."
Perubahan tersebut juga berarti bahwa dana pensiun pendukung disabilitas milik pemerintah - yang sebelumnya dihitung dalam perhitungan biaya - tidak akan dipertimbangkan, karena para migran tidak memenuhi syarat untuk pembayaran ini hingga mereka telah berada di negara ini selama lebih dari sepuluh tahun.
Juru bicara departemen mengatakan semua pemohon visa Australia diperlakukan "dengan cara yang sama dan adil".
"Baik kebijakan saat ini atau pun sebelumnya tidak mendiskriminasikan pelamar yang memiliki disabilitas atau penyakit," ujar mereka.