Feature

Membiayai kuliah dan modal buka restoran: Pengalaman warga Indonesia di Australia investasi mata uang kripto

Banyak keraguan pada aspek investasi dan volatilitas mata uang kripto (cryptocurrency). Sejumlah warga asal Indonesia di Australia memetik keuntungan dari aset digital kripto, meski ada yang mengalami kehilangan uangnya.

From crypto to brick and mortar business

Ezra Toddy once had 130 Bitcoin which he bought for $100 in 2011. He sold some Bitcoin assets to start an Indonesian restaurant in early 2021 Source: SBS/Alfred Ginting

Artikel ini bukan anjuran atau analisa teknis tentang investasi. Pelajari secara matang dan pertimbangkan pendapat ahli keuangan sebelum memilih jenis investasi.

Sepuluh tahun lalu, ketika berita dan pembicaraan tentang mata uang kripto (cryptocurrency) masih jarang di media arus utama dan media sosial, Josephine Tjoa mengabaikan anjuran yang cukup dia sesali.

Tahun 2011 seorang adik kelasnya di kampus mengajaknya untuk membeli Bitcoin, bisa mulai dengan Rp 1 juta.

"Saya ingat pesan orang tua, investasi jangan sembarangan. Jadi saya memilih menyimpan uang di deposito dan reksadana lewat asuransi jiwa. Dua tahun setelah itu harga aset kripto mulai naik, tapi saya tetap belum ambil."

Tahun 2016 ketika sudah tinggal di Australia Josephine memutuskan melompat ke perahu kripto, membeli beberapa aset digital yang ketika itu harganya masih sangat terjangkau.

"Sebenarnya saya sudah ketinggalan jauh. Kalau saya beli jauh sebelum itu, sudah kaya raya," kata Josephine yang sedang menempuh semester akhir untuk gelar ganda pendidikan keperawatan kesehatan mental dan administrasi rumah sakit di Australian Catholic University (ACU) Sydney.

"Saya beli Bitcoin dan altcoin, tahun 2017 harga Bitcoin pernah jatuh cukup parah. Tapi saya tetap simpan, kalau jual saya pakai untuk beli koin yang lain."
Fear of missing out
Josephine Tjoa Source: Facebook
Menurut Josephine Bitcoin menyumbang 15 persen pada portofolio aset kriptonya, kenaikan dahsyat terjadi pada altcoin, atau aset digital di luar Bitcoin.

"Saya hitung kenaikan ada 10.000 persen. Awalnya aset yang saya punya cukup untuk beli sepeda motor, lalu bisa beli mobil, sekarang nilainya bisa untuk beli satu unit apartemen di pinggiran Jakarta seperti BSD," kata dia.

Josephine juga membiayai 2,5 semester kuliahnya yang terakhir dari menguangkan aset kripto.

"Sejak Januari 2021 memang ada kenaikan gila-gilaan, Sempat terpikir untuk menyuntikkan lagi dana untuk beli kripto, tapi saya tahan," kata sarjana Psikologi ini.

"Sekarang saya hanya memantau pergerakan harga kripto dua atau tiga kali sehari dari ponsel sambil makan. Saya senang uang, tapi passion saya bukan di situ. Passion saya pada mental health, saya ingin fokus untuk membangun karir."

Takut ketinggalan kereta

Menurut Josephine, pembicaraan dan berita tenang meledaknya nilai aset kripto telah mendorong banyak orang yang tidak ingin ketinggalan kereta.

"Sekarang banyak yang FOMO (fear of missing out) karena hype (sensasi) baca berita hanya judulnya. Belum mengerti, tapi berpikir 'Wah saya ketinggalan, harus beli nih'. Ini memang nature manusia, suka berkompetisi. Padahal waktunya mungkin tidak tepat, orang yang kaya karena kripto mungkin beli sewaktu harga masih sangat murah," kata Josephine. 

"Sebelum memutuskan berinvestasi orang harusnya baca setidaknya satu buku. Tidak perlu takut ketinggalan kereta karena kereta akan datang lagi, daripada naik kereta yang salah."

Ezra Toddy adalah orang yang menaiki kereta kripto saat gerbongnya masih sepi.

Ia mengetahui tentang uang kripto sejak Bitcoin diluncurkan tahun 2009 karena kesukaannya pada permainan komputer dan jaringan.

"Awalnya yang tahu Bitcoin hanya pemain game komputer. Lalu tahun 2010 di Amerika ada orang yang pertama kalinya pakai Bitcoin untuk transaksi, beli pizza," kata Ezra.

"Tahun 2011 saya pernah beli $100 dapat 130 Bitcoin. Sejak saat itu saya mulai menyimpan dan mengikuti perkembangan uang kripto."

Sesekali Ezra menjual aset digitalnya untuk beragam keperluan atau membeli aset kripto lain yang dia kira memiliki prospek bagus di masa depan.
Investing West Sumatran restaurant
Ezra Toddy cashed up Bitcoin for brick and mortar business. Source: SBS/Alfred Ginting
Pada awal 2021 Ezra menjual 2,3 Bitcoin untuk modal berinvestasi patungan membuka restoran Minang Tambo Ciek di Melbourne.

"Saya juga pakai untuk beli mobil baru dan beli dua jam Rolex. Bawa anak-anak liburan, saya uangkan kripto. Saya ingin menikmati hasilnya. Kalau ada teman yang dulu meremehkan saya karena percaya kripto, saya katakan ini jam saya hasil dari kripto," kata Ezra tertawa.

Ezra mengatakan sampai tahun lalu istrinya sendiri belum percaya kalau aset kripto bisa menghasilkan uang. 

"Dia bilang, 'Buat apa sih simpan kripto, enggak bisa jadi uang'. Sekarang dia sudah mengalami hasilnya."

Sistem keuangan desentralistik

Ezra mengatakan uang kripto memang tidak memiliki harga aset dasar (underlying asset) seperti layaknya menilai suatu investasi seperti saham.

"Untuk menilai kripto lihat pada kapitalisasi pasar (market cap) dengan mengalikan harga koin atau token dengan jumlah yang beredar. Setiap koin pasti mengumumkan berapa jumlah koin yang akan disirkulasikan," kata Ezra.

"Saat ini Bitcoin adalah kripto nomor satu dalam kapitalisasi pasar, jumlah koin yang beredar sudah mendekati batas 21 juta koin yang ditetapkan. Maka ada yang memperkirakan nilainya akan sampai $500.000 per koin."

Ezra rajin mengikuti berita dan perkembangan kripto lewat beberapa portal. Ia mencermati proyek dari blockchain yang menawarkan crypto.

Blockchain adalah sistem database khusus yang tidak memiliki pihak tertentu yang bertanggung jawab dengan tujuan menjamin keamanan transaksi. Pada sistem database biasa, ada penjaga yang bisa mengubah entri, sehingga misalnya bisa dibuat transaksi palsu untuk mengambil uang.

Kripto menciptakan uang, sehingga diperlukan cara agar orang yang terlibat percaya sistem transaksi tidak mencuri uang yang mereka setorkan.

Blockchain dijalankan oleh jejaring pengguna (peer to peer), tidak ada yang bertanggung jawab sehingga kerap disebut desentralistik, berbeda dengan sistem keuangan konvensional yang dijalankan oleh pihak terentu seperti perbankan.

Transaksi kripto tidak bisa dipalsukan, diretas atau pembelian ganda, yang membuat pemilik percaya koin kriptonya memiliki nilai.

Setiap blockchain punya proyek dan cara pencanggihan tertentu yang membuat citranya menarik minat orang.

Sejumlah kripto tidak memiliki proyek, bahkan ada yang dibuat pada awalnya sebagai ledekan atau meme terhadap kehebohan dunia pada kripto, seperti yang dilakukan oleh Dogecoin yang berlambang anjing.

Ketika diluncurkan pada tahun 2013, satu Dogecoin senilai AS$0.00026, saat artikel ini diturunkan nilai satu Dogecoin $0.390972, naik 1.500.000 persen.
cryptocurrency
Visual representations of digital cryptocurrencies, Dogecoin and Bitcoin. Source: Getty
Popularitas Dogecoin didongkrak oleh nama besar seperti Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, yang karena kicauannya di Twitter bisa menggoyang harga kripto.

Belum lama ini, muncul koin Shiba Inu mengulang cerita Dogecoin yang merilis miliaran koin bernilai sangat murah untuk menarik orang  berinvestasi kripto dengan modal sedikit.

Siap kehilangan uang

Ezra mengatakan untuk uang kripto seharusnya orang menggunakan uang dingin, atau yang tidak terpakai, bukan dana untuk kebutuhan hidup.

"Setiap orang punya toleransi yang berbeda terhadap risiko. Jadi kenali dulu level masing-masing."  

Ezra pernah mengalami aset digitalnya tersangkut pada bursa Cryptopia asal Selandia Baru yang mengalami peretasan pada tahun 2019 lalu terhimpit masalah finansial dan dilikuidasi. 

"Sampai sekarang masalah itu belum beres, orang masih menunggu pengembalian uangnya. Tapi perusahaan itu terdaftar resmi, jadi pemerintah Selandia Baru mengawal proses likuidasinya. "

Ricky Hendrata yang tinggal di Melbourne juga pernah mengalami aset kriptonya di Bitconnect sekitar $8.000 hilang.  

"Bitconect menawarkan investasi dengan hasil tinggi dengan sistem pinjaman. Terlalu muluk-muluk. Awalnya saya masukkan $500, dua minggu jadi $1500. Ini bikin orang jadi serakah, masukkan semakin banyak," kata Ricky.

"Saya sampai masukkan $4.000, jual Ethereum untuk Bitconnect. Saya masuk agak terlambat ketika itu, saat sedang booming. Setelah dua bulan jatuh, situs webnya hilang."

Ricky mengaku kapok menyentuh kripto lagi sampai meski beberapa temannya mengajak.

"Awal tahun 2021, teman saya mengajak lagi untuk membeli kripto. Saya bilang tidak mau lagi yang kecil-kecil, tapi mau untuk koin yang sudah besar seperti Bitcoin dan Ethereum," kata dia.

Pada Februari 2021 Ricky membelanjakan $2.500 untuk membeli 0,6 koin Ethereum, KardiaChain dan Dogecoin.

Adrenalin berjudi

Merasa dirinya lebih siap dalam membekali diri dalam wawasan tentang kripto dibandingkan pada pengalamannya pada 2017, kini Ricky telah menginvestasikan sekitar $20.000.

"Sekarang saya banyak melakukan jual beli untuk Dogecoin. Koin meme seperti Doge naik turunnya sangat cepat. Koin yang nilainya sudah besar tidak bisa begitu, perlu ditahan untuk waktu yang lebih lama," kata Ricky yang bekerja sebagai mekanik di bengkel mobil merek premium.
Following big fish
Ricky Hendrata looks at his smartphone every hour to keep up with the crypto world, especially tweets from big name such as Elon Musk and Vitelik Buterin. Source: SBS/Alfred Ginting
Menurut Ricky jual beli koin untuk menarik keuntungan menimbulkan aspek kecanduan pada dirinya untuk terus mengikuti berita seputar kripto.  

"Paling tidak setiap jam saya harus lihat smartphone untuk lihat berita terutama twitter dari 'ikan-ikan besar' seperti Elon Musk atau Vitalik Buterin. Kalau berita dari portal agak terlambat," kata Ricky .

"Seperti hari ini Elon Musk cuit kalau pembelian mobil Tesla tidak boleh lagi pakai Bitcoin. Saya tahu itu setengah jam setelah dia cuit. Di AS orang masih tidur, masih tengah malam. Saya langsung jual Doge, dua-tiga jam setelah itu harganya jatuh."

Setelah Doge mencapai harga terendah, Ricky pun membeli lagi. Kepuasan hadir ketika melihat grafik harga Doge merangkak naik.

"Jual beli lebih seru karena kita jadi melihat politik para 'ikan-ikan besar', dan bisa menarik keuntungan hanya dari melihat berita. Jadi seperti kecanduan karena merasa ini duit saya ada yang memainkan, saya ingin tahu perkembangannya," kata dia.

Ricky juga berinvestasi pada saham terutama tahun lalu ketika pandemi mendorong grafik naik turun saham sangat dinamis.

"Tapi tahun 2021 saya berhenti main saham. Saham lebih aman tapi lambat, kripto bergerak 24 jam seminggu. Pasar saham jam 5 tutup, akhir pekan tidak bergerak. Saham bisa dibaca lebih jelas. Tapi kripto jauh lebih seru, memancing adrenalin, karena setengah berjudi."

Ricky yang mengantongi ijazah lanjutan teknologi otomotif sesekali mengerjakan perbaikan mobil di luar pekerjaan utamanya dan jual beli mobil bekas. 

Saat ini ia sedang menyiapkan bisnis patungan trailer makanan dengan beberapa temannya di kawasan Footscray.

"Saya senang masak, senang makan, dan senang otomotif. Jadi konsep food trailernya nanti ada hari tetap dalam seminggu untuk car show, penggemar mobil kumpul," kata dia.

Meski sedang sangat menikmati jual beli kripto, Ricky mengatakan akan berhenti dalam setahun mendatang. 

"Ini lama-lama kecanduan, bisa jadi telalu menyedot perhatian dan meninggalkan pekerjaan lain."

Meski begitu Ricky memengaruhi rekan kerjanya untuk ikut bermain kripto.

"Tapi saya bilang pakai uang yang direlakan untuk hilang, jangan pakai tabungan atau kebutuhan hidup. Harus sabar, " kata dia.

"Orang yang baru masuk kripto melihat kenaikan 20 persen sudah merasa untung, jadi merasa panas untuk memasukkan lebih. Sifat manusiawi, serakah. Ini seperti berjudi."

 

 

 

 


Share
Published 21 May 2021 7:34pm
By Alfred Ginting


Share this with family and friends