Breaking

Australia dipastikan alami resesi ekonomi pertama dalam hampir 30 tahun akibat pandemi

Data ekonomi baru mengonfirmasi Australia mengalami resesi ekonomi pertama dalam hampir 30 tahun, di saat yang sama subsidi upah untuk pekerja akibat pandemi dikunci sampai Maret 2020.

Centrelink offices were inundated with people attempting to register for the JobSeeker in the wake of business closures due to the COVID-19 pandemic.

A file photo of people lining up at a Melbourne Centrelink office. Source: AAP

Pekerja di Australia secara resmi mendapatkan subsidi upah yang dikunci hingga Maret tahun depan di saat data baru menunjukkan Australia alami resesi pertama dalam hampir 30 tahun.

Data terbaru dari Biro Statistik Australia (ABS), yang dikeluarkan pada Rabu, menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) Australia turun tujuh persen pada kuartal kedua 2020, yang merupakan rekor penurunan triwulan terbesar. 

Ekonomi menyusut sebesar 6,3 persen hingga Juni, sebut ABS.
Prime Minister Scott Morrison and Treasurer Josh Frydenberg during Question Time at Parliament House in Canberra.
Prime Minister Scott Morrison and Treasurer Josh Frydenberg during Question Time at Parliament House in Canberra. Source: AAP
Kepala Akun Nasional ABS Michael Smedes mengatakan penurunan 7 persen disebabkan oleh pandemi global dan kebijakan ekonomi yang tertahan. 

"Dengan selisih yang lebar, ini menjadi penurunan PDB triwulan terbesar sejak pencatatan dimulai tahun 1959," kata Smedes. 

Data juga mengonformasi 0,3 persen penurunan PDB dalam kuartal Maret, yang artinya Australia telah mengalami dua kali pertumbuhan negatif berturut - yang merupakan pengertian umum resesi.
Penurunan didorong oleh sektor usaha swasta, yang kebanyakan ditutup saat pandemi, dimana permintaan swasta mengambil 7,9 persen GDP.

Konsumsi rumah tangga turun 12,1 persen, sementara belanja untuk jasa turun 17,6 persen, dengan penurunan dalam jasa transportasi, operasional kendaraan dan hotel serta cafe dan restoran. Rasio simpanan rumah tangga dengan pendapatan naik dari enam menjadi 20 persen. 

"Kuartal Juni menunjukkan kontraksi signifikan dalam pengeluaran rumah tangga untuk jasa karena rumah tangga menyesuaikan prilaku mereka dan pembatasan diterapkan untuk menahan penyebaran virus," kata Smedes. 

Data baru juga menunjukkan rekor 2,5 persen penurunan dalam upah, yang didukung oleh pembayaran Jobkeeper, sementara pembayaran bantuan sosial melonjak 41,6 persen sebab bertambah banyak orang yang mengklaim tunjangan pengangguran bersama dengan dukungan virus corona lainnya.
Menteri Keuangan Mathias Corman mengatakan Australia telah menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 lebih baik dari kebanyakan negara lain. 

"Dalam semua situasi, Australia tampil lebih baik jika dibandingkan dengan kebanyakan negara lain," kata Corman kepada wartawan di Canberra. 

Ini terjadi karena legislasi untuk memisahkan subsidi upah JobKeeper menjadi sistem dua jenjang dan memperpanjang program ini untuk enam bulan berikutnya disambut baik di parlemen, dengan angka tunjangan $1500 per dua pekan akan berakhir pada bulan ini.

Orang yang bekerja kurang dari 20 jam per minggu sebelum krisis menerpa akan dibayar $750 untuk dua pekan mulai akhir September, sementara yang lain akan mendapat $1200.

Pembayaran maksimal akan turun menjadi $1000 dari Desember hingga Maret. 


Share
Published 3 September 2020 9:15am
Updated 3 September 2020 9:57am
By Emma Brancatisano


Share this with family and friends